KELAS : 4 IA 15
NAMA KELOMPOK :
1. Amanda Tribuana Mentari Putri (50411661)
2. Reza Aulia (56411038)
3. Ostivani Zahra (55411477)
4. Yoga Putra (57411524)
ABSTRAKS
Tulisan ini
menjelaskan suatu wacana Cloud Computing di sebuah Universitas untuk mengatasi
masalah penyimpanan data digital maupun sumber daya yang semakin besar dan
kebutuhan bandwidth yang sangat besar di saat tertentu saja. Cloud computing
merupakan salah satu solusi untuk permasalahan tersebut melalui Virtual
Storage, Virtual Server dan Virtual Resources. Cloud computing merupakan
penggabungan pemanfaatan teknologi komputasi dan pengembangan berbasis internet
yang menawarkan fasilitas sharing sumber daya tanpa perangkat tambahan, biaya
yang lebih terjangkau, dan penyimpanan data yang tidak terbatas.
1.
PENDAHULUAN
Suatu perguruan
tinggi, terutama yang memiliki jumlah mahasiswa dan karyawan sangat banyak,
teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi kebutuhan utama bahkan tulang
punggung. Pengolahan informasi, pertukaran informasi dan data yang ditampung
juga termasuk jumlah gedung danruang serta kegiatan-kegiatan. Sehingga
pengembangan dan pengelolaannya perlu dipikirkan dan dirancang sebaik mungkin
agar sarana tersebut dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif.
Universitas
sebagai salah satu perguruan tinggi, memerlukan beberapa sistem informasi untuk
mengolah data-data yang ada, diantaranya adalah sistem KRS online, mail server
dan web portal tiap unit yang terdapat di dalam Universitas. Data yang diolah
dan disimpan pada sistem tersebut makin lama akan makin bertambah, sehingga
memerlukan tempat penyimpangan (storage) yang besar. Ditambah lagi untuk
kebutuhan proses KRS online, yang dilakukan 3(tiga) kali setahun –awal semester
ganjil, genap dan pendek, tidak sedikit bandwidth yang diperlukan.
Terdapat
beberapa solusi yang sudah dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut,
yakni pembelian bandwidth tambahan untuk proses KRS dan penambahan kapasitas
penyimpanan secara online. Untuk pembelian bandwidth, biaya yang diperlukan
sama dengan biaya untuk bandwidth penggunaan normal, artinya terdapat selang
waktuidleyang cukup lama pada bandwidth tersebut saat proses KRS-online tidak
dilakukan. Di sisi penyimpanan data untukwebportalmaupun mail server,
penambahan kapasitas juga mengakibatkan pekerjaan pemeliharaan dan perawatan
perangkat kerasnya menjadi bertambah.
Cloud Computing
adalah sebuah teknologi yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan
keterbatasan bandwidth dan ruang penyimpanan. Teknologi ini menggabungkan
prinsip dasar ekonomi dan peletakan sumber daya komputasi. Teknologi komputasi
ini memiliki beberapa karakteristik, salah satunya adalah virtualisasi sumber daya
komputasi dan penyewaan berbasis penggunaan.
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang konsep penerapan teknologiCloud Computing(Komputasi Awan)
dapat dimanfaatkan di dunia pendidikan, khususnya pada sebuah Universitas.
2.
CLOUD COMPUTING (KOMPUTASI AWAN)
Istilahcloud
computingadalah hal yang relative baru dalam dunia komputasi dan mungkin belum
begitufamiliarbagi sebagian orang di Indonesia karena belum banyak
diterapkan.Cloud computing(komputasi awan) menggabungkan pemanfaatan teknologi komputer
(komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan). Di dalamnya terdapat
layanan (service) yang dapat diakses oleh para penggunanya melalui internet
tanpa mengetahui infrastrukturnya. Penamaancloud computingsendiri terdiri
daricloudyang merupakan metafora dari internet. Awan telah digunakan secara
tradisional untuk mewakili internet dalam lingkungan jaringan. Knorr dan Gruman
(2007) berpendapat: "Sebagai metafora untuk Internet, 'awan' adalah
sesuatu yang klise, tetapi ketika dikombinasikan dengan 'Komputasi,' mendapat
makna yang lebih besar". IlustrasiCloud Computingditunjukkan pada gambar
1.
Gambar 1. Ilustrasicloud computing
Tujuan awal
komputasi awan ini adalah efisiensi biaya operasional terutama pada bisnis
kelas kecil dan menengah. Namun pada perkembangannya,hampir semua kelas bisnis
memanfaatkannya.Dengan komputasi awan, perusahaan tidak perlumelakukan
pengembangan, pembelian, pemeliharaandan pengamanan perangkat lunak dan keras
sertasistem operasi karena sudah dilakukan secara virtualoleh penyedia layanan
tersebut, termasuk proses keterkiniannya. Sehingga terkadang dapat dianalogikan
seperti pelanggan menyewa listrik ke PLN. Contoh penyedia layanan komputasi
awan ini adalah Amazon yang menyewakan Virtual Server berbasis waktu penggunaan
dan Virtual Storage berbasis kapasitas pakai. Di Indonesia PT Telkom dan IBM
juga sudah menyediakan layanan semacam. Beberapa
manfaat dari komputasi awan adalah:
a) Penghematan
Biaya
Penggunaan
teknologi ini menghemat biaya karena menggunakan anggaran yang rendah untuk
sumber daya dari sebuah organisasi dan juga membantu dalam menekan biaya
operasi yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi dalam rangka
meningkatkanreliabilitydan kritikan sistem yang dibangun.
b) Peningkatan
kapasitas penyimpanan
Sebuah
organisasi yang menggunakan teknologi ini dapat menyimpan data lebih banyak
dibandingkan padaprivate computer.
c) Mudah
diotomatisasi
Seorangdevelopertidak
perlu khawatir terhadap software agar tetapup-to-date.
d) Fleksibel
Teknologi
ini menawarkan lebih banyak fleksibilitas, contohnya dalam hal virtualisasi,
dari metode komputasi sebelumnya dan dengan mudah dapat berorientasi pada
profit dan perkembangan yang cepat berubah.
e) Mobilitas
yang lebih
Organisasi
yang mempunyai pegawai/pengguna dapat mengakses informasi dimanapun
merekaberada.Clouddapat membuat manejemen dan operasional lebih mudah karena
sistem pribadi atau organisasi yang terkoneksi dalam satucloudsehingga dapat
dengan mudah untuk memonitor dan mengaturnya.
f) Mengubah
titik fokus
Sebuah
organisasi tidak perlu lagi mengkhawatirkan server yang harus di-updatedan isu
komputasi lainnya, sehingga dapat focus pada hal lain.
v Sedangkan konsep-konsep
yang berjalan di atas teknologi komputasi awan ini adalah:
1) Infrastructure
as a Service(IaaS): konsep tertua dimana
pengimplementasiannya banyak dilakukan mulai dari penggunaan atau penyewaan
jaringan untuk akses seperti Internet dan layanan Disaster Recovery Center
2) Platform
as a Service(PaaS): konsepnya serupa
dengan IaaS. Namun Platform disini adalah sistem operasi dan infrastruktur
pendukungnya untuk aplikasi dapat dikembangkan dan dieksekusi. Contohnya adalah
layanan dari situs Force.Com dan Microsoft bekerja sama denganAzure. Fasilitas
yang disediakan meliputi manajemen basisdata, keamanan, dsb.
3) Software
as a Service(SaaS): berada satu tingkat
diatas PaaS dan IaaS, dimana SaaS menawarkan suatu aplikasi bisnis tertentu.
Contoh yang paling mutakhir adalah
SalesForce.Com, Service-Now.Com, Google Apps, dsb.
Gambar 2.
KonsepKomputasi Awan
v Di samping itu,
terdapat beberapa karakteristik dari komputasi awan adalah:
a) Sumber
daya untuk melakukan komputasi secara virtual.
b) Kapasitas
dan Skala yang nampak tidak berbatas.
c) Penyewa
layanan melakukan konfigurasi dan semacamnya secara mandiri.
d) Pembiayaan
sewa yang tergantung penggunaan.
e) Syarat
dan ketentuan yang fleksibel.
f) Memungkinkan
penyewa lebih dari satu.
g) Penggunaan
sumber daya tergantung kebutuhan.
3.
MODEL PEMANFAATAN KOMPUTASI AWAN
Dari manfaat,
konsep dan karakteristik yang dimiliki komputasi awan, seperti yang udahdideskripsikan
secara singkat di bagian 2, komputasi ini dapat dimanfaatkan di institusi
pendidikan tinggi, contohnya pada sebuah Universitas. Berikut ini akan
dideskripsikan beberapa model pemanfaatan yang dapat dilakukan, yaitu pada
email server,webportaldan KRS-Online.
Untuk mendukung
kegiatan dan perkuliahan di sebuah Universitas, beberapa website digunakan.
Website tersebut antara lain: www.xxx.ac.id sebagai portal utama universitas,
klasiber.xxx.ac.id sebagai portal e-learning, dan beberapa portal unit maupun
fakultas/jurusan seperti penelitian.xxx.ac.id dan
informatics.xxx.ac.id.Portal-portal tersebut, jelas akan mengkonsumsi banyak
ruang penyimpangan, dan peningkatannya sangat signifikan seiring dengan
pertambahan jumlah mahasiswa yang ada, terutama portal elearning yang menyimpan
banyak materi-materi kuliah. Email server yang dibangun oleh Universitas,
tentunya memerlukan ruang penyimpanan yang tidak sedikit untuk menampung
pesan-pesannya. Di samping itu, proses KRS-online oleh semua mahasiswa di sebuah
Universitas membutuhkan bandwidth yang sangat besar, dan itu hanya terjadi pada
awal semester.
Gambar 3. Model Penerapan Komputasi Awan
pada sebuah Universitas
Pada model yang
ditunjukkan di gambar 3, terlihat proses webhosting dari beberapa portal di
lingkungan Universitas dapat dihubungkan dengan fasilitas Virtual Server pada
penyedia layanan komputasi awan dan Mail server dihubungkan pada Virtual
Storage. Sedangkan untuk proses KRS-online, diarahkan pada bandwidth yang
disediakan penyeddia layanan komputasi awan dengan kapasitas tertentu saat
diperlukan saja. Dalam perancangan ini diasumsikan bahwa Universitas menyewa
atau melakukanCloud ServicesecaraPrivate.
4.
TANTANGAN DAN KENDALA
Penerapan komputasi awan pada sebuah
Universitas tidak berarti tanpa tantangan dan kendala.
v Berikut adalah beberapa
diantaranya :
1) Masih
terdapat kekurangan transparansi, term of service yang tidak fleksibel,
kelemahan proses negosiasi dan audit, sehingga dapat bermasalah jika terjadi
hal-hal yang beresiko dalam perjalanannya.
2) euntungan
teknologi ini belum dapat diukur secara tepat, sehingga prediksi keuntungan
jangka panjang sulit dilakukan. Jika terukur, akan melewati banyak proses
perhitungan.
3) Bagaimana
mengintegrasikan sistem dan proses yang sudah berjalan, informasi yang ada, dandata-data
penting dengan layanan komputasi awan, adalah sebuah pertanyaan klasik yang
selalu muncul dalam penerapan teknologi baru.
4) Jika
terdapat perubahan pada sistem penyedia layanan, bagaimana sinkronisasi hasil
perubahan terhadap proses yang terdapat pada layanan yang dipalai oleh konsumen
juga perludipikirkan.
5) Kerahasiaan
dan Ketersediaan data.
5.
DISKUSI DAN KESIMPULAN
Dari pemodelan,
tantangan dan kendala komputasi awan yang sudah dijelaskan di bagian 3 dan 4,
ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengembangan komputasi
awan pada sebuah Universitas.
v Berikut ini
tahapan-tahapan yang harus dilakukan:
a) Tahap
pertama dalam pembuatan komputasi awan yang dilakukan adalah mempelajari
mekanisme, ketentuan dan syarat dari penyedia layanan dalam
keberlangsunganCloud Service,yaitu layanan seperti sistem operasi, browser, dan
telpon. Proses yang ada padacloud servicediusahakan adalah bersifat sederhena
dan berulang-ulang.
b) Tahap
kedua adalah proses pemisahan proses yang bersifat internal dalam sistem
fakultas dan proses yang dapat digunakan oleh umum. Hal ini untuk menghindari
kebocoran data karena masyarakat dapat mengakses internal system fakultas.
c) Tahap
ketiga adalah proses pembangunan komputasi awan yang diinginkan dengan mengikuti
penduan penyedia layanan.Sebagai kesimpulan, untuk pemanfaatan komputasi awan
yang disediakan oleh beberapa penyedia layanan, sangat layak diterapkan oleh
Universitas sebagai salah satu perguruan tinggi yang memerlukan banyak sumber
daya, sehingga dapat diwujudkan sebuah mekanisme optimalisasi sumber daya.
Abstrak
Dalam
pembangunan teknologi informasi ini telah diterapkan lambat dibandingkan dengan
industri lainnya sektor.Salah satu alasan diulang dalam banyak makalah dan
laporan adalah bahwa industri konstruksi harus membangun produk dalam keadaan
tidak nyaman bagi dukungan IT yang tepat.Konvensional komputer tidak efektif
untuk menangkap data di tempat-tempat asal atau untuk memberikan atau proses
data di mana mereka sangat diperlukan.Setelah melakukan serangkaian proyek
eksperimental, disebut e-situs, kami memperoleh keyakinan bahwa komputasi
mobile, mengintegrasikan perangkat mobile, komunikasi nirkabel dan layanan
mobile,menyajikan rantai yang hilang dalam Konstruksi Teknologi Informasi, sehingga
memberikan sesuai informasi mengalir dalam siklus hidup produk bangunan.Makalah
ini akan menjelaskan hasil langsung maupun umum lebih banyak pertanyaan dan
kesimpulan berdasarkan proyek-proyek yang dilakukan.
1.Pengantar
Pada tahun 1938,
Konrad Zuse, seorang insinyur sipil, membangun mekanik komputer elektronik
pertama biner Z1, untuk memecahkan masalah statis konstruksi yang menjadi lebih
dan lebih kompleks (Ceruzzi, 1981).Pada pertengahan 1950-an program bahasa
FORTRAN membuka kemungkinan bagi insinyur untuk menggunakan komputer, dimana
insinyur sipil banyak lakukan.Hal ini terjadi khususnya di bidang analisis
numerik, dan secara bertahap juga untuk bidang konstruksi lainnya.Semakin
banyak proses dukungan komputer diperoleh, dan disebut "sehingga pulau-pulau
otomatisasi "perlahan tumbuh (Fenves, 1996; Hannus, 1996).Peneliti di
bidang teknik sipil sering di garis depan dalam menggunakan teknologi baru
untuk memecahkan masalah tertentu mereka.
Hal ini sering
dicatat bahwa adopsi teknologi informasi dalam industri konstruksi telah
lambat, jauh lebih lambat dibandingkan dengan industri lainnya.Peneliti masih
percaya bahwa mereka memiliki banyak solusi fantastis, hanya saja mereka tidak
memiliki cara untuk meyakinkan industri konstruksi menggunakannya.Beberapa
proyek penelitian ditangani masalah ini dan berusaha untuk membawa hasil
penelitian lebih dekat dengan praktek (misalnya Scenic, 2003) atau meminta
praktek apa yang benar-benar ingin (ELSEWISE, 2003).
Salah satu yang
diakui alasan untuk tidak berhasil dalam pembuatan TI efektif dalam industri
konstruksi berhubungan pada satu sisi ke sisi kompleksitas solusi yang
ditawarkan, dan di sisi lain, untuk mengabaikan hambatan nyata diproses
konstruksi, di mana TI akan benar-benar membuat sesuatu bekerja lebih baik.Tingkattinggi
kompleksitas khas untuk produk terintegrasi dan model proses, yang tentu bisa
memecahkan banyak masalah, tetapi permintaan usaha besar dan masih dalam
pengembangan dalam mencari yang mudah digunakan pendekatan implementasi
(Eastman dan Augenbroe 1998; Tibaut dan 2003 Rebolj).Yang paling efektif solusi
TI yang telah membantu industri konstruksi pada umumnya terkait dengan
komunikasi dan tampak sepele: mesin faks dan ponsel.Para penulis menyatakan
bahwa komunikasi dan pertukaran informasi antara para pelaku dalam proyek
konstruksi adalah topik mana potensi TI, komputasi teknologi mobile khususnya,
akan mengakibatkan hasil yang paling efektif.
2.Komputasi
mobile
Istilah
"mobile" komputasi atau "komputasi di mana-mana" tidak
memiliki definisi yang jelas, walaupun beberapa studi sudah mencoba survei
ini-daerah penanaman cepat teknologi informasi.komputasi Mobile tidakhanya
melibatkan perangkat komputasi mobile (seperti laptop, notebook, PDA dan
komputer dpt dipakai), yangdirancang untuk dibawa berkeliling, tetapi juga
mobile (yang dalam prakteknya berarti nirkabel) jaringan yang komputer ini
tersambung.layanan khusus merupakan komponen ketiga, pembulatan keluar definisi
mobile computing.
Meskipun jumlah
makalah penelitian menangani komputasi mobile adalah sederhana, tidak ada
keraguan bahwabanyak penelitian masih berlangsung, bahkan mungkin terlalu cepat
untuk kertas yang akan diterbitkan.Sebagai salah satu teknologi menyusul lain
(Jefferson dan Orubeondo, 2000; Mobileinfo, 2003), dan teknis solusi pasti
menjadi lebih konsisten dan dapat diandalkan, lebih masuk akal untuk
berkonsentrasi pada umum konsep dan masalah.Satu masalah tersebut adalah
adaptasi dari sistem informasi yang ada cocok untuk efisien integrasi dengan
komputasi mobile.Tetapi pertama-tama kita harus mengidentifikasi masalah
kritis, yang komputasi mobile dapat memberikan solusi yang efektif.Dalam hal
ini, kami setuju dengan kedok bahwa "... sampai saat itu, komputasi mobile
hanya akan tetap menjadi aplikasi ceruk merepotkan bagi mereka yang mampu
membayar untuk itu” (Vizard, 2000).
2.1 MOBILE
COMPUTING DALAM KONSTRUKSI
Masalah
mengendalikan komputer mobile dengan suara, yang juga merupakan persyaratan
untuk dpt dipakai komputer, telah menarik beberapa peneliti.Di bidang teknik
sipil, laporan menarik dapat ditemukan untuk aplikasi berorientasi inspeksi
(Garrett dan Sunkpho, 2000), dan navigasi melalui gambar(Reinhardt dan Scherer
2000).Di bidang konstruksi, gambar adalah salah satu tipe yang paling penting
dari dokumen, dan oleh karena itu software untuk mengelola mereka merupakan
syarat yang diperlukan untuk komputasi mobile di konstruksi.AutoDesk's
perbaikan di tempat Lihat menawarkan melihat, mark-up perubahan desain, proyek
dokumen situs- query menggunakan alat ukur digital, dan sinkronisasi (Hernandez
2000).Informasi Geografis System (GIS) sudah tersedia untuk beberapa PDA
juga.Manajemen proyek adalah wilayah lain di mana ekstensi untuk terminal
mobile dapat menjadi sangat efektif (Onsyss, 2003).Di sisi lain yang lebih dan
lebih aplikasi menjadi web-enabled (Alshawi dan Ingirige, 2003), yang secara
otomatis memperluas mereka kegunaan untuk mendukung perangkat mobile-browser
yang terhubung ke Internet.EBautagebuch adalah berbasis web -Daftar-seperti
aplikasi punch, yang dikembangkan untuk digunakan pada PDA untuk kegiatan
perekaman di situs bangunan (Menzel et. Al 2002b.,).aplikasi lebih lanjut yang
berkaitan dengan pemeriksaan dan jembatan pemeriksaan lapangan, sebagian besar
mereka adalah khusus pada tugas tertentu.
Lain pendekatan
yang lebih holistik, berasal dari Jepang, di mana Daito Trust Konstruksi
Perusahaan mengembangkan sistem komputasi skala mobile-besar yang disebut DK
Jaringan (Daito 2000).Jaringan ini terdiri yang dikembangkan perangkat keras
khusus dan komponen perangkat lunak.Masih harus dilihat banyak perusahaan
bagaimana bekerja sama dalam sebuah proyek konstruksi akan mampu mengikuti
pendekatan ini.Bagi kebanyakan perusahaan, perangkat standar, jaringan nirkabel
dan layanan yang harus tersedia di pasaran dengan harga terjangkau untuk
menjadi menarik.Namun demikian, dipahami bahwa aplikasi mobile computing
menjadi lebih kompleks, seperti misalnya dalam kasus operasi pilling (Ward et.
al 2002.,).
Pada musim gugur
2000, sebuah-pendidikan penelitian proyek percobaan serbaguna disebut Mobile
Computing di Situs Konstruksi (atau e-site, untuk pendek) diluncurkan di
Fakultas Teknik Sipil Universitas dari Maribor (Rebolj et al 2001.,).Proyek ini
telah dilakukan oleh TI Konstruksi Centre dan dilakukan oleh mahasiswa dan insinyur
dari industri konstruksi.Tujuan dari proyek ini untuk menjawab pertanyaan
terbuka tentang bagaimana komputasi mobile bekerja di situs, apa perubahan
organisasi yang diperlukan, adalah komersial umum layanan jaringan telepon
selular yang cukup untuk komputasi mobile di konstruksi, bagaimana kompleks
adalah masalah mengintegrasikan mobile computing ke dalam sistem informasi yang
ada (yang masih belum terintegrasi apabila diinginkan sendiri), dan apa upaya
pendidikan akan diperlukan.The ujian akhir, yang dilakukan pada tahun 2001
(Gambar 1), menunjukkan bahwa efisiensi pertukaran informasi dalam konstruksi,
antara peserta konstruksi dan dalam lokasi konstruksi itu sendiri, bisa
diperbaiki signifikan bahkan dengan menggunakan mobile komponen komputasi saat
ini: tanpa perubahan, PDA tersedia, mobile telepon dan lain jaringan nirkabel
yang ada, dan layanan web.Proyek ini telah berlanjut di tahun 2002 (Magdic et.
Al., 2002) dan pada tahun 2003.Hasil membuktikan potensi tinggi untuk komputasi
mobile industri konstruksi.
Di sisi lain,
kita dihadapkan dengan paradoks lain.Saat ini, banyak insinyur masih
menggunakan alat yang jauh dari negara-of-the-art-, dan mereka sangat enggan
untuk mengubah alat.Situasi ini menyebabkan bahkan lebih tinggi kompleksitas
struktur informasi teknik hari ini.Yang ada proses dapat diberikan jauh lebih
efisien dengan mengubah struktur informasi lebih tua untuk dukungan yang lebih
baru, dan memikirkan kembali kami filsafat saat menggunakan komputer (Rebolj et
al 2002.,).Meskipun ketersediaan sistem perangkat keras dan jaringan nirkabel
berkecepatan tinggi, kita masih kekurangan sistem perangkat lunak yang
dirancang untuk mendukung spesifik di tempat tugas, memberikan bimbingan
membantu melalui tugas-tugas ini, dan mendukung metode cerdas dari
manusia-komputer interaksi yang mempertimbangkan konteks-situs konstruksi dan
pengawasan kegiatan di (Menzel et al)., 2002.Sebuah sistem komunikasi
diperpanjang, beradaptasi dengan proyek dan pengguna adalah salah satu
kemungkinan solusi untuk memperbaiki sistem informasi yang ada dan untuk
mengurangi kesenjangan antara penelitian di informasi teknologi dan keadaan
praktek kerja sehari-hari.
2.2
POTENSI INTI DARI MOBILE COMPUTING DALAM KONSTRUKSI
Dua aspek utama
yang ada ketika melihat sistem apapun: parsial dan aspek holistik.Dalam
konstruksi iniaspek dapat didefinisikan sebagai "melihat perusahaan"
atau "pandangan proyek", dan "pandangan pribadi" atau
"pandangan aktor".Dalam kedua aspek, komputasi mobile secara
signifikan dapat meningkatkan efisiensi arus informasi atau informasi
sistem.Jadi, kita harus menyadari
v Bahwa mobile computing
menyiratkan fakta-fakta berikut:
1) komputer
mobile terikat ke orang tertentu
2) lokasi
komputer mobile dapat menjadi sepotong informasi penting
3) komputer
mobile (dan dengan demikian orang tersebut) tersedia kapan saja, di mana saja
4) orang
yang memiliki akses ke sistem kapanpun, dimanapun
Fakta-fakta ini
adalah sangat penting dan dasar potensi inti dari komputasi mobile di
konstruksi. Dari perusahaan (atau proyek) melihat setiap sistem informasi dalam penggunaannya dapat meningkatkan sebagai
berikut:
a) batas
sistem informasi diperluas ke maksimum, yang berarti informasi yang akan
mengalir ke dan dari tujuan / titik asal tanpa penundaan atau hambatan
b) informasi
tambahan tersedia dari titik terminal, seperti posisi mereka, ID pengguna, suhu
dll, dalam kata lain, terminal dapat membantu aplikasi untuk menjadi
sensitive.Dari pandangan pribadi perbaikan signifikan berikut:
c) Orang
tersebut dapat tersedia kapan saja, menurut / nya perannya dalam proyek yang
relevan
d) setiap
aktor-aktor lain dalam proyek-proyek yang relevan yang tersedia
e) komunikasi
pribadi dapat meningkatkan secara signifikan melalui seleksi otomatis
menggunakan konteksparameter (tanggal dan waktu, lokasi, kegiatan dll)Berdasarkan
potensi ini kami telah membangun konsep sistem komunikasi, yang menggunakan
intipotensi komputasi mobile untuk meningkatkan efektivitas TI di konstruksi.
3.Sebuah
konteks sistem komunikasi berbasis dinamis
3.1
STRATEGI INTEGRASI
Dalam konsep seperti
komputasi mobile dan komputasi di mana-mana, ruang secara inheren hadir (Mitra
& Schwartz, 2001).Tujuan semacam ini komputasi adalah keinginan untuk
mengatasi jarak fisik ketika mengakses atau memanipulasi informasi.Sebagai
contoh, ketika mandor membuat keputusan untuk memecahkan masalah
di lokasi konstruksi, ia membutuhkan
cetak biru di tangan dan harus memperbarui rencana yang akan konsisten dengan
arus situasi setelah perubahan dibuat.Secara tradisional, dalam situasi seperti
itu individu harus membawa semua berpotensi informasi yang berharga dengan dia
/ dia, yang secara praktis tidak mungkin.Jika tidak, individu harus bergerak ke
beberapa lokasi lain dimana informasi disimpan.Komputer dan jaringan dapat
mengurutkan diperlukan informasi, dan fisik lokasi informasi menjadi tidak
relevan.
Jika komputasi
mobile dapat membantu kita untuk mengatasi jarak antara ruang di mana kita
berada dan ruang di mana beberapa sumber informasi yang berharga berada, kita
harus menyadari hal itu.Hari ini teknologi informasi menangani masalah ini dan
membawa dimensi baru dalam hidup kita dan untuk kita yang ada ruang fisik - ini
dikenal sebagai ruang virtual.Dengan dimensi baru, ruang yang ada kami
memperoleh beberapa penting pintas.Ini berarti kita dapat memperpendek jarak
dari "kita" perjalanan jika kita tahu bagaimana menggunakan cara
pintas ini di dimensi lain, dalam kasus kami melalui ruang virtual.Dalam cara
yang banyak proses dapat dioptimalkan untuk kinerja dan kualitas.Kami
berpendapat hari ini solusi yang tidak mengeksploitasi para pintas.Pemetaan
antara ruang nyata dan maya harus transparan untuk menjadi sukses.Ketika
mengurangi "Jarak" di dunia nyata, kebanyakan sistem memperkenalkan
"baru" jarak dalam ruang virtual.Dengan jarak di ruang virtual kami
memiliki beberapa faktor dalam pikiran yang mencegah keberhasilan transfer
informasi dari sumber informasi kepada pengguna.Sebagai contoh, format yang
berbeda dari penyimpanan data dan representasi, manipulasi dengan alat
komunikasi, memahami arti sebenarnya dari informasi yang diterima dan konteks
di mana ia diproduksi dan harus digunakan, untuk nama hanya beberapa.Oleh
karena itu, kita menyadari kebutuhan untuk mengubah konsep yang ada menggunakan
komputer yang merupakan masalah mendasar ketika mencoba untuk mengeksploitasi
semua potensi dan gigih komputasi mobile.Perubahan konsep ini pasti terkait
dengan reorganisasi proses saat ini di mana komputer digunakan sekarang ini.
Dasar untuk
interaksi, komunikasi dan pengelompokan dapat dihubungkan dengan konteks ruang dan
lainnya atribut mitra nyata di mana informasi ini dengan mudah dialihkan
melalui ruang virtual.Metode untuk penciptaan konteks menjadi sangat penting di
sini, karena mereka merupakan alat untuk pemetaan dan membangun hubungan antara
dan virtual contoh nyata dari objek yang sama.Kita bisa melihat banyak
keuntungan sebagai akibat dari keberadaan benda-benda di ruang virtual dalam
konteks yang sesuai.Peralatan yang tersedia untuk pengguna tidak peduli di mana
mereka atau di mana mereka berasal.Layanan yang lebih baik dapat beradaptasi
dengan kemampuan peralatan dan kebutuhan pengguna.Semua ini sangat meningkatkan
mobilitas pengguna.
3.2
PERTIMBANGAN DESAIN SISTEM
Bagian ini
membahas isu utama desain sistem untuk mencapai lingkungan komunikasi yang
dinamis untuk proyek-proyekkonstruksi.Isu-isu utama termasukarsitektur sistem
yang diusulkan.Namun, halini kertas tidak dimaksudkan untuk membahas semua
rincian dari arsitektur sistem, sebaliknya, hanya menguraikan isu-isu yang
berkaitan langsung dengan subyek kertas.
Dari pengertian
umum, sistem yang diusulkan menghubungkan produk yang sudah ada, proses model
dan proyek kerangka kerja ke dalam jaringan komunikasi pribadi.Proses dan model
produk digunakan sebagai integrator untuk semua informasi yang dibutuhkan (Tibaut
dan Rebolj, 2003).Dalam hal ini, aliran data dapat menjadi penuh otomatis dan
individu tidak akan perlu khawatir tentang yang link komunikasi untuk memilih
atau yang file untuk men-download atau meng-upload dalam rangka pertukaran
informasi yang dikehendaki.A-friendly user interface (klien perangkat lunak)
untuk sistem semacam itu diperlukan juga.
Dalam rangka
mencapai-operabilitas terstruktur informasi antar diperlukan bukan dokumen
konvensional dan standar non-format data.Teknologi baru seperti eXtensible
Markup Language (XML), XML Schema, SOAP (Simple Object Access Protocol) dan XML
/ Obyek Serialisasi kini telah muncul dan bisa memecahkan masalah untuk masa
depan pertukaran informasi.Tujuan utama mereka adalah pengembangan sistem yang
diperluas tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masa depan tetapi juga
beradaptasi dan fleksibel cukup untuk menggabungkan teknologi inovatif baru
masa depan karena mereka muncul.
Dengan
ketersediaan dan kematangan teknologi tersebut, sistem heterogen dapat berbagi
semantik dari objek informasi dengan berbagi skema XML yang mendefinisikan
objek informasi.Antara sistem heterogen, SOAP sebagai standar industri, dapat
digunakan sebagai protokol pertukaran data.Setelah sistem menerima beberapa set
data XML, dapat menggunakan XML / marshalling alat Obyek untuk memetakan data
XML set untuk model objek internal.
Jadi, dengan
teknologi ini, sistem dapat memanipulasi objek dari sistem lain, sama seperti
jika ini benda yang lokal untuk itu.Namun, masalah yang paling kritis
menerapkan teknologi ini XML - berdasarkan standar.Yakni, skema XML bersama ini
memungkinkan sistem untuk bekerja sama dengan benar menafsirkan informasi yang
dipertukarkan antara perusahaan bekerja sama.vendor perangkat lunak yang telah
mengembangkan dan menerapkan skema XML milik mereka sendiri.Ini skema
kepemilikan mungkin tidak kompatibel dengan satu sama lain.Pada tingkat
industri, berbasis XML standar seperti aecXML dan ifcXML masih berada di bawah
pembangunan.mungkin menggunakan Dijelaskan of-terkait teknologi XML hanya
menunjukkan pertimbangan desain utamayang mendukung sistem yang diusulkan.
Dengan mencapai ke dalam struktur yang
kompleks seperti dan proses model produk, mendapatkan parameter yang
mempengaruhi konstelasi saat jaringan komunikasi personal bisa menjadi tugas
yang rumit. Oleh karena itu,, modular multi-layer pendekatan diperlukan untuk
membuat sistem kerja.Ini berarti bahwa pilihan saat ini orang-orang "dalam
jangkauan" dapat dipengaruhi oleh atau kurang lebih parameter.Parameter
baik dapat mencakup informasi yang sangat spesifik pada aktivitas saat ini
tentang model proses, dan pada lokasi saat ini, yang relevan dengan bagian dari
situs konstruksi atau bangunan (misalnya kolom tertentu dari jembatan), atau
hanya pada orang dan dia atau item di kalender.Yang penting sebagian besar
adalah bahwa sistem komunikasi dapat menyesuaikan diri dengan informasi yang
tersedia.
4.Kesimpulan
Penelitian dan
aplikasi dalam berbagai domain telah membuktikan potensi tinggi komputasi
mobile.Dalam kasus industri konstruksi ini bahkan lebih jelas karena
karakteristik dari sebuah situs bangunan. penulis makalah ini bahkan percaya
bahwa mobile computing adalah teknologi kunci untuk TI terobosan dalam
konstruksi.Pentingnya mobile computing tidak hanya dalam membawa informasi
kepada eksternal terminal sistem informasi umum, atau dalam memiliki informasi
ini dan daya komputasi yang tersedia di mana saja dan kapan saja, namun dalam
beberapa kondisi baru yang penting: dalam ketersediaan permanen kunci proyek
aktor dalam ruang virtual.Tentu saja keadaan ini tidak boleh disalahgunakan
untuk manusia merugikan.Sebaliknya, komputer harus mengambil peran seorang
asisten yang canggih dan secara otomatis proses informasi sebanyak mungkin.
Untuk alasan ini
kami telah mengintegrasikan aplikasi yang ada (termasuk layanan olahpesan
cepat, kalender pribadi dan komunikasi perangkat lunak), sumber informasi umum
(seperti data proyek, produk dan proses model), dan spesifik "informasi
terminal" (seperti lokasi) untuk membangun Dinamis Komunikasi Lingkungan
(Dyce) dengan mengukur manusia - aktor - terlibat dalam berbagai proyek dan
tugas.Dengan cara ini, komputer mobile benar-benar bisa menjadi asisten pribadi
digital canggih(PDA), yang akan memberikan manusia dengan informasi yang diperlukan
untuk membuat keputusan yang baik, dan meninggalkan waktu lebih manusiawi untuk
bekerja kreatif.Dari aspek proyek, ini berarti halus aliran banyak informasi
dan dengandemikian tingkat yang lebih tinggi kualitas.Konsep Dyce diusulkan
tidak diragukan lagi merupakan tinggi gelar banyak menggunakan IT dalam
industri konstruksi, yang cocok menjadi giat virtual masa depan.
DAFTAR
PUSTAKA :
1.
Hartig, Kevin. (2009).
Cloud Computing Journal. What is cloud computing?: The cloud is a
virtualization of resources that maintains and manages itself. Diakses pada 20
Mei 2010 dari http://cloudcomputing.syscon. com/node/579826
2.
Knorr, E. and G.
Gruman. (2007). InfoWord: What cloud computing really means. Diakses pada 18
Februari 2009 dari http://www.infoworld.com/article/08/04/07/1
5FE-cloud computingreality_1.html
3.
Nasution, Ahmad Laung.
(2010). Cloud Computing (Komputasi Awan). Diakses pada 17 Mei 2010 dari
http://launk.wordpress. com/2010/01/05/cloud-computingkomputasi- awan/ [4] http://benehal.com/cloud-computingsolution-
di-indonesia.html
4.
http://us.detikinet.com/read/2010/05/06/
150344/1352450/447/cloud-computingberpotensi- besar-di-
ndonesia-tapi-harusaman/
5.
Veronica S. Moertini,
Pengembangan Sistem dan Sarana Teknologi Informasi untuk Perguruan Tinggi
Indonesia, Rapat Umum Anggota APTIK, Bandung, 10-12 Maret 2008
7.
http://chip.co.id/articles/corporate/2010/05/14/efi
siensi-dan-masa-depan-dengan-ibm- cloud computing
8.
http://chip.co.id/articles/corporate/2010/04/09/tel
kom-dan-microsoft-luncurkan-layanan-cloudcomputing- bersama
10. http://informationpolicy.iu.edu/resources/articles
/cloud_computing
12. Mobile
Computing :TheMissingLinkUntukKonstruksiEfektifTI